BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan kebutuhan pokok manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar
menjalani kehidupan dengan benar dan baik. Melalui pendidikan manusia dapat
membentuk kepribadiannya.[1]
Islam
menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan umat
manusia. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengharuskan umat Islam untuk mendalami dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Secara teoritis, Ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia tidak mungkin dimilikinya tanpa melalui proses pendidikan. [2] Hal ini karena manusia merupakan makhluk
paedagogik yaitu makhluk yang dilahirkan membawa potensi yang dapat dididik dan
mendidik.[3][4]Salah satu tujuan pendidikan adalah
memaksimalkan potensi manusia, membantu manusia untuk berkembang mencapai
tingkat kesempurnaan yang setinggi-tingginya. Adapun Menurut, Drs. H. Sama’un
Bakry, M.Ag. tujuan pelaksanaan pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia
yang sempurna yaitu manusia yang beribadah kepada Allah, memiliki kesehatan
jasmani, kuat secara mental, memiliki ketrampilan yang dibutuhkan, akalnya
cerdas dan pandai, serta kalbunya penuh iman kepada Allah swt.[5] Hal ini sejalan dengan tujuan penciptaan
manusia yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt sebagaimana firman Allah dalam surat
Al Dzariyat ayat 56;
وَمَا خَلَقْتُ الجِنَّ
وَالإنْسَ إلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ (الذاريات:56)
(Dan Aku tidaklah
menciptakan Jin dan manusia melainkan supayai untuk beribadah kepada-Ku.)[6]
Melihat pentingnya pendidikan anak,
maka mutlak diperlukan dan dibutuhkan adanya suatu konsep pendidikan yang sempurna,
lengkap dengan metodologinya. Tetapi apapun program pendidikan yang dijalankan,
hasilnya sangat tergantung paling tidak ada dua hal, yaitu dasar falsafah dan
metode yang digunakan.[7]
Era
industrialisasi mengakibatkan terjadinya kehidupan yang serba modern. Kehidupan modern ini ditandai
dengan terciptanya sarana hidup yang serba canggih. Ada dampak negatif yang sering ditimbulkan
oleh kemajuan industri yaitu semakin kuatnya paham materalistis, di mana
manusia selalu mengejar nilai materi dengan melupakan bahwa nilai spiritual
juga sangat besar artinya dalam kehidupan manusia. Keberhasilan ini sering
menimbulkan gangguan rohani karena tuntutan agama kurang mendapat perhatian
lagi. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara kebutuhan rohani maupun
jasmani.
Disamping
itu, manusia merupakan makhluk sosial, yang mana dalam hidupnya tidak luput
dari interaksi sosial. Akhlak mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan
manusia dalam interaksinya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera
rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya.[8]
Disinilah fungsi pendidikan sebagai penolong bagi manusia untuk memberikan
pengarahan hidup serta mengembangkan potensi dan kapasitas pribadi yang ada
agar dapat hidup mandiri, bertanggung jawab atas kesejahteraan diri sendiri dan
orang lain.
Seiring dengan fenomena pendidikan
yang semakin berkembang sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai
dimensi kehidupan, kehadiran pendidikan Islam diharapkan mampu memberikan
solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi.[9]
Untuk memunculkan orang yang berkepribadian
muslim, dalam artian orang Islam yang selain memahami dan menghayati
ajaran agama, juga mampu mengamalkan ajaran agama sehingga mempunyai tingkah
laku yang positif. Maka dalam Islam terdapat lembaga-lembaga Pendidikan Islam,
seperti pesantren dan madrasah.
Pesantren
dalam proses perkembangannya masih tetap disebut sebagai suatu lembaga
keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan ilmu agama Islam. Secara paedagofis
pesantren lebih dikenal dengan lembaga pendidikan Islam, lembaga yang
didalamnya terdapat proses belajar-mengajar ilmu agama Islam dan lembaga yang
dipergunakan untuk penyebaran agama Islam.
Madrasah
sebagai lembaga pendidikan yang dilahirkan oleh pesantren merupakan continuity
dari pesantren. Sistem madrasah yang diperkenalkan oleh pesantren menitik
beratkan pada keilmuan agama Islam, disamping pengetahuan umum yang dapat
meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan.
Pendidikan
Islam di Indonesia sekarang ini masih terus berbenah, bahkan berusaha mengejar
berbagai ketinggalan dalam berbagai segi. Memang kita mengakui bahwa
perkembangan pendidikan Islam seringkali dilecehkan, dengan alasan kualitas
yang rendah. Bagaimanapun hal ini dalam aspek tertentu tidak bisa dipungkiri,
karena secara jujur pendidikan Islam dalam penyelenggaraannya mempunyai
sejumlah keterbatasan.[10]
Pencarian
hakekat pendidikan Islam merupakan persoalan wacana akademis yang tidak pernah
mengenal titik akhir lebih-lebih dalam era perkembangan IPTEK masa
kini,pendidikan Islam makin dirasakan tidak mampu berpacu dengan tuntutan
perkembangan masyarakat dari umat Islam. Lembaga-lembaga pendidikan Islam belum
menemukan bentuk idealnya yang mampu mengembangkan potensi umat Islam dalam
mengejar ketinggalannya dari peradaban
barat modern.[11]
Karena
itu setiap upaya kea rah pencarian system pendidikan yang mampu merespon
tuntutan masyarakat dan umat Islam perlu didukung, demi terwujudnya tujuan
pendidikan Islam yaitu menciptakan seseorang yang berkepribadian muslim karena
penerimaan ajaran Islam tanpa banyak komentar adalah pendekatan ta’abbudi,
yaitu suatu pendekatan yang mengabaikan ‘illat hukum dan hikmah tasyri’. Ajaran
Islam harus didekati secara ilmiah dan rasional.[12]
Karena dengan prinsip ini, maka ajaran Islam bukan saja mudah dipahami dan
diterima umat manusia, tetapi sekaligus melatih umat Islam menjadi kritis dan
cerdas penalarannya, dan lebih dari itu ajaran hukum Islam akan diterima
berdasarkan kesadaran ilmiah yang benar.
Melihat
pentingnya pendidikan anak, sudah barang tentu dibutuhkan suatu tatanan dan
konsep tentang pendidikan yang tidak saja luas cakupan materinya, tetapi juga
secara metodologis (pendekatannya). Anak memerlukan metode yang tepat dan
sesuai dengan kondisi anak. Dan diantara tokoh
pemerhati pendidikan Islam yang berkaitan dengan pendidikan anak adalah
Abdullah Ulwan yang terdapat dalam buku “Tarbiyatul Aulad Fil Islam”.
Abdullah
Ulwan adalah salah satu penulis paling penting dan berpengaruh mengenai teori
dan praktik pendidikan Islam dan tetap berpengaruh besar sampai saat ini. Ia dilahirkan
pada tahun 1928 di Daerah Qadhi Askar yang terletak di kota
Halab, Syria. Dr. Abdullah Nashih Ulwanlah orang pertama
yang memperkenalkan mata pelajaran Tarbiyah Islamiyah sebagai mata
pelajaran dasar pada kurikulum pada lembaga pendidikan tersebut. Selanjutnya
mata pelajaran Tarbiyah Islamiyah ini menjadi mata pelajaran yang wajib
diambil oleh pelajar-pelajar tingkat menengah di seluruh Syria. Dr. Abdullah
Nashih Ulwan telah meletakkan suatu prinsip dasar sebagai senjata pendidikan
Islam yang sangat berkesan dalam mendidik generasi muda. Prinsip yang digunakan
ialah guru sebagai orangtua pelajar, mendidik mereka seperti mendidik anak-anak
sendiri. Beliau telah meletakkan prinsip yang sangat tinggi dalam pendidikan,
yaitu membawa dan membimbing pelajar ke arah mencintai Islam dan berakhlak
islami serta sanggup melakukan apa saja untuk memenangkan Islam.
Dalam
konsepnya beliau memaparkan pendidikan anak sejak dari masa natal (Maulid)
sampai masa analisa, masa perolehan sampai selanjutnya masa dewasa. Di samping
membahas metode secara sempurna yang wajib dijembatani oleh para orang tua,
pendidik dan setiap orang mempunyai hak membina dan mendidik yang bersumber
pada Al-Qur’an dan Hadits. Beliau juga memberikan gagasan–gagasan edukatif yang
sangat esensial.
Menurut
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, hendaknya orangtua dan para pendidik mempunyai suatu
metode untuk memperbaiki, meluruskan kepincangan dan mendidik akhlak sehingga
anak-anak dapat tumbuh besar dengan landasan Islam yang sempurna dan adab
sosial yang tinggi.[13]
Dr.
Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan bahwa Islam telah memberikan metode yang
tepat dan sempurna bagi pendidikan rohani dan pembinaan generasi.[14]
Dr.
Abdullah Nashih Ulwan adalah salah satu tokoh muslim yang telah mencurahkan
banyak perhatian pada dunia pendidikan. Salah satu karya Dr. Abdullah Nashih
Ulwan dalam bidang pendidikan adalah buku beliau yang bejudul "Tarbiyatul
Aulad fi Al Islam" (Pedoman pendidikan anak dalam Islam).
Buku Tarbiyatul
Aulad Fi Al-Islam dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;
Bagian
pertama, membahas masalah
perkawinan. Dr. Abdullah Nashih Ulwan memandang perkawinan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan pendidikan. Adanya ikatan perkawinan akan lebih
menjamin pengakuan anak yang dilahirkan.[15]
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan perkawinan juga berperan dalam melindungi
masyarakat dari dekadensi moral.[16]
Pada
bagian pertama juga dibahas tentang perasaan cinta kepada anak yang secara
fitrah (kodrati) dimiliki oleh kedua orang tua, hal-hal yang perlu dilakukan
berkaitan dengan kelahiran anak, serta sebab-sebab kenakalan anak dan cara
penanggulangannya.
Bagian
kedua, membahas tentang 7 (tujuh) tanggung jawab pokok seorang pendidik dan
orang tua, yaitu; tanggung jawab pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan
fisik, pendidikan rasio, pendidikan psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.
Bagian
ketiga, membahas tentang metode, kaidah dasar, dan gagasan-gagasan
edukatif.
Secara
garis besar, dalam buku Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam, Dr. Abdullah
Nashih Ulwan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dengan
bersumber pada literatur islami secara murni. Hal ini diungkapkan oleh Syekh
Wakhby Sulaiman Al-Ghawajji dalam Kata Pengantar buku Tarbiyatul Aulad Fi
Al-Islam;
“Dr.
Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang penulis yang mandiri dalam
pembahasan-pembahasan pendidikan dengan referensi pada tulisan kaum muslimin
secara murni tanpa mengambil pendapat-pendpat non muslim …. Dr. Abdullah Nashih
Ulwan membatasi referensi metode penulisannya pada Islam karena ia menulis
untuk kepentingan kaum muslimin dan untuk mengarahkan mereka.”[17]
Penyusunan
buku Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam antara lain bertujuan menambah
referensi pendidikan Islam. Buku Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam ditujukan
kepada setiap orang yang berkepentingan dalam pendidikan sehingga mereka dapat mengikuti
jalan yang paling utama dalam mempersiapkan anak secara islami, membina secara
rohani, moral, dan intlektual/rasional[18].
Dalam
Kata Pengantar penyusunan buku Tarbiyatul Aulad Fi Al-Islam cetakan
pertama, Dr. Abdullah Nashih Ulwan menegaskan bahwa semua uraian dan pembahasan
dalam buku ini pada intinya bermaksud menjelaskan metode yang paling utama
dalam pendidikan yang tepat-guna bagi anak-anak. Sehingga kita dapat
mempersiapkan anak-anak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi kehidupan.
Adapun
tujuan pendidikan akhlak adalah menjadikan dan membentuk seseorang menjadi
manusia yang berakhlak mulia yaitu manusia yang berkepribadian islami dan
berprilaku baik sehingga dapat menjalani hidup secara bersih dan ikhlash. [19]
Dari
uraian uraian latar belakang tersebut, peneliti mengkaji skripsi dengan judul “RELEVANSI
PEMIKIRAN ABDULLAH ULWAN DALAM KITAB
TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM TERHADAP PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
DI MADRASAH IBTIDAIYAH”.
B.
Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah
penafsiran dalam memahami judul, maka penulis jelaskan beberapa istilah yang
digunakan dalam judul ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Relevansi
Relevansi berasal dari Relevan yang berarti berguna
secara langsung[20]. Sedangkan
Relevansi dapat diartikan sebagai “hubungan atau kaitan logis”[21].
Menurut Green (1995: 16), relevansi adalah sesuatu
sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan
kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila dokumen tersebut
mempunyai topik yang sama atau berhubungan dengan subjek yang diteliti.
2.
Pemikiran
Kata “pemikiran” berarti proses, cara, perbuatan
memikir. Kata “pemikiran” ini berasal dari kata dasar “pikir” mendapat awal
“pe” dan akhiran “an”. Kata “pikir” berarti kata dalam hati; pendapat atau
pertimbangan. Sedangkan kata “pikiran” berarti hasil berpikir.[22]
Pemikiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemikiran Dr. Abdullah Nashih Ulwan tentang konsep pendidikan Islam.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan (1928—1987) adalah seorang
pengajar untuk materi Pendidikan Islam di sekolah-sekolah lanjutan tingkat atas
di Halab yang juga seorang penulis produktif dan mempunyai perhatian besar pada
masalah pendidikan.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis akan kemukakan rumusan
masalah yang perlu dibahas dalam penulisan skripsi ini:
1.
Bagaimana konsep pemikiran
Abdullah Ulwan dalam Buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam tentang akhlak?
2.
Bagaimana Pembelajaran aqidah
akhlak di Madrasah Ibtidaiyah?
3.
Bagaimana Relevansi konsep
pemikiran Abdullah Ulwan dalam buku Tarbiyatul Aulad fil Islam terhadap pembelajaran
Mata Pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah?
D.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Tujuan
dalam penelitian ini tidak lepas dari pokok-pokok permasalahan diatas. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui konsep pemikiran
Abdullah Ulwan dalam Buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam tentang akhlak.
- Untuk menjelaskan Pembelajaran aqidah akhlak di madrasah ibtidaiyah.
- Untuk mengkaji relevansi konsep pemikiran Abdullah Ulwan dalam buku Tarbiyatul Aulad fil Islam terhadap pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Meningkatkan wawasan yang lebih
komprehensif terhadap konsep pendidikan Islam.
2.
Memberikan kontribusi bagi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, khususnya yang berhubungan dengan
Pendidikan Agama Islam.
E.
Metode Penelitian
Metode merupakan satu hal yang sangat penting, karena
metode merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat
memahami dan mengkritisi objek sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.
Metode penelitian mengemukaka Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini adalah jenis studi yang termasuk kedalam Library Research atau
kepustakaan yaitu data/bahan yang diambil dari data/bahan yang tertulis atau
pernah diteliti sebelumnya.[23]
Adapun pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
kualitatif.
2. Sumber
Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.[24]
Dalam penelitian ini, kajian yang menjadi sentral sumber primernya adalah
buku karangan Abdullah Ulwan yang berjudul:
1). -----, Tarbiyatul
Aulad fil Islam, Jilid I, Kairo: Darus Salam, Cet.III, 1981
2). -----, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Jilid II,
Kairo: Darus Salam, Cet.III, 1981
3). Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Islam, terj.
Drs. Saifullah Kamlie, LC. dan Drs. Hery Noer Ali, Jilid I, Semarang: CV Asy
Syifa’, 1993
4). -----, Pedoman Pendidikan Islam, terj. Drs.
Saifullah Kamlie, LC. dan Drs. Hery Noer Ali, Jilid II, Semarang: CV Asy
Syifa’, 1993
b. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat
pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.[25]
Sebagai sumber yang sekunder penulis menggunakan buku
tentang pendidikan Islam:
1) Drs. Bakry, Sama’un, M.Ag., Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan
Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Cet. 1. 2005
2) Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,Yogyakarta
: Pustaka Pelajar, Cet. III, 2009
3) Syekh Khalid Bin Abdurrahman, Cara Islam Mendidik Anak,
terj.H. Muhammad Halabi Hamdi, S.Ag. dan Muhammad Fadhil Afif, Lc, Jogjakarta :
AD-DAWA’, 2006.
4) Zakiah Darajat, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara dengan Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 200
5) Nur Uhbiyati dan Ahmadi, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:
CV Pustaa Setia, 1996
Selain buku ini, digunakan juga buku-buku lain untuk
melengkapi pembahasan maupun perbandingan dengan pemikiran Abdullah Ulwan.
3. Instrumen
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data dari buku pegangan pokok/sumber primer yaitu kitab Tarbiyatul
Aulad Fil Islam karya Abdullah Ulwan. Dan untuk melengkapi data agar lebih
valid maka dalam skripsi ini digunakan juga pendapat beberapa tokoh yang
berbicara tentang konsep pemikiran Abdullah Ulwan.
4. Analisis
Data
Metode analisa digunakan untuk
menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan. Karena kajian ini bersifat
literature murni, maka analisa yang digunakan adalah metode berfikir deduktif
yaitu cara mengambil kesimpulan dengan jalan berangkat dari pengetahuan yang
umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai
suatu kejadian yang khusus.[26]
Selain menggunakan metode berfikir
deduktif, penulis menggunakan analisis data Kritik Internal Aktif yaitu
merupakan suatu analisa terhadap sumber data dengan maksud menafsirkannya dan
mengerti artinya.[27]
5. Tehnik
Penyimpulan
Teori dalam bentuk verbal tidak lain
dari suatu proposisi, suatu pendapat yang diharapkan mampu mewadahi semua kasus
empiri yang relevan.[28]
Dalam hal ini, untuk membuat
kesimpulan tentang relevansi pemikiran Abdullah Ulwan Dalam Kitab Tarbiyatul
Aulad Fil Islam terhadap pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah digunakan
cara menganalisa Pemikiran Abdullah Ulwan tentang Akhlak, kemudian berusaha
menemukan hal yang relevan dan tidak relevan antara konsep pemikiran Abdullah
Ulwan dan pembelajaran Aqidah Akhlaq Madrasah Ibtidaiyah.
Data
yang dianalis dalam penelitian ini adalah pemikiran-pemikiran Dr. Abdullah
Nashih Ulwan tentang pembentukan akhlak (dalam konsep pendidikan Islam) yang
terdapat dalam buku Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam (Pedoman Pendidikan anak dalam Islam) jilid
I dan II yang kita singkronkan dengan mata pelajaran Aqidah akhlak di Madrasa
Ibtidaiyah Irsyaduth Thullab.
Langkah-langkah
menganalisis data adalah sebagai berikut;
a.
mengidentifikasi konsep Pendidikan
Islam tentang pembentukan akhlak anak yang terdapat dalam buku Tarbiyatul
Aulad fl Al-Islam (Pedoman Pendidikan anak dalam Islam) jilid I dan II
yaitu dengan cara membaca dan memahami data yang sudah diperoleh. Kemudian,
b.
mengelompokkan teks-teks yang ada
dalam buku dan,
c.
mensingkronkan antara konsep pendidikan
Islam dalam pembentukan akhlak anak yang terdapat dalam buku Tarbiyatul
aulad fil Islam, jilid I dan II tersebut dengan materi mata pelajaran
aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Irsyaduth Thullab Tedunan.
d.
menganalisa kemudian menyimpulkan relevansi
pemikiran Abdullah Ulwan dalam kitab Tarbiyatul aulad fil Islam terhadap
pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
F.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami, mencerna dan mengkaji
masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika
sebagai berikut:
1. Bagian Muka.
Pada bagian muka dimuat: halaman judul, nota pembimbing, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan
abstraksi.
2. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
Bab
ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab
ini berisi tentang ruang lingkup PAI yang meliputi Pengertian, sumber, hakekat
dan tujuan, Materi dan Metode PAI, dan Usur-unsur Pendidikan
BAB III KONSEP
PEMIKIRAN ABDULLAH ULWAN TENTANG AKHLAK
Bab
ini berisi tentang biografi serta konsep pendidikan menurut Abdullah Ulwan,
meliputi pengertian dan ruang lingkup pendidikan akhlak, hubungan pendidikan
akhlak dan pendidikan iman, subjek pendidikan akhlak anak, metode pendidikan
akhlak anak, faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak anak, penyebab
kerusakan akhlak.
BAB IV ANALISIS
RELEVANSI PEMIKIRAN ABDULLAH ULWAN DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM
TERHADAP PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH
Bab
ini merupakan bab yang akan menjadi objek tujuan kajian analisis. Analisis ini
meliputi: analisis relevansi esensi konsep Abdullah Ulwan terhadap materi mata
pelajaran Aqidah Akhlak, analisis efektifitas metode pembelajaran yang
ditawarkan Abdullah Ulwan terhadap metode pembelajaran pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
BAB V PENUTUP
Bab ini
berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir
skripsi ini berisi: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup
penulis.
[1]Sama’un
Bakry, M.Ag. Menggagas Konsep Ilmu Penddikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Qurasy, 2005), hlm.
1.
[2] Ibid
[3]
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), hlm.16
[5] Sama’un
Bakry, M.Ag., Op.Cit. hlm. 35
[6]
Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 2001), hlm.523.
[7]Jalaluddin
Rakhmat, Catatan Kang Jalal (Visi Media, Politikdan Pendidikan),
(Bandung: Rosdakarya, 1998), hlm.351.
[8] Ibid,
hlm.11.
[9]
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada,1996), hlm.3.
[10] Ibid.,
hlm.4.
[11]
A. Syafi’i Ma’arif, et.al., Pendidikan Islam Di Indonesia (Antara Cita dan
Fakta), (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya, 1991), hlm.vii.
[12]
Taufik Adnan Kamal, Islam dan Tantangan Modernitas (Studi Atas Pemikiran
Hukum Fazlur Rahman), (Bandung: Mizan, 1996), hlm.16.
[13] Abdullah
Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Islam, terj. Drs. Saifullah Kamlie, LC.
dan Drs. Hery Noer Ali, (Semarang: CV Asy Syifa’, 1993)
Jilid I hlm. 52
[14] Ibid.
hlm. ix
[15] Ibid.
hlm. 3.
[16] Ibid.
hlm.7.
[17] Ibid.
hlm. xxx-xxxi.
[18] Ibid.
hlm. Xxv.
[19] Ibid, hlm. 114
[20] Qonita Alya, Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk
Pendidikan Dasar, ________ :PT Indah Jaya Adipratama, hlm. 618
[21] Idib, hlm., 618
[22] Sugono, Dendy dkk., Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008) hlm. 1101
[24] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm.91.
[25] Ibid. hlm. 81
[26] Sutrisno
Hadi, Metodologi Research Jilid I, (Yogyakarta:
ANDI, 2001), hlm.42.
[27] Hasan
Usman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana
dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1986), hlm.116.