PERKEMBANGAN JIWA DAN AGAMA DAN PEMBINAANYA PADA REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah
Fase pendidikan paling sulit adalah fase pendidikan remaja (murahiq). Karena itu tingkat itu tingkat pendidikan paling sulit adalah tingkat menengah, sebab saat itulah para pelajar berada dalam masa remaja. Salah satu penyebabnya mungkin adalah mereka dalam usia peralihan dari Fase anak-anak menuju fase dewasa dengan pertumbuhan kemampuan yang cepat.
Dalam kondisi perubahan yang mendadak tidak stabil, perasaan mereka berubah-ubah antara anak-anak dan dewasa. Perlakuan masyarakat terhadap mereka juga berubah-ubah antara sebagai anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, para pendidik harus memperhatikan hal ini agar bisa mendidik para remaja dengan prinsip-prinsip dan cara-cara pendidikan yang benar.[1]

  1. Rumusan masalah
    1. Bagaimana pengertian perkembangan ?
    2. Bagaimana perkembanga remaja ?
    3. Bagaimana perkembangan jira keagamaan pada remaja?
    4. Bagaimana  pola pembinaan jira keagamaan pada remaja?

  1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
    1. Untuk menjelaskan pengertian perkembangan
    2. Untuk menjelaskan perkembangan remaja
    3. Untuk menjelaskan perkembangan jira keagamaan pada remaja
    4. Untuk menjelaskan pola pembinaan jiwa keagamaan pada remaja







BAB II
PERKEMBANGAN JIWA DAN AGAMA
DAN PEMBINAANYA PADA REMAJA

A.     Pengertian Perkembangan
Menurut Prof. Dr. F.J. Monk, dkk. Perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integritas yag lebih tinggi, bedasarkan proses pertumbuhan dan kemasakan belajar.[2]
Dalam dictionary of Psychlogy (1972) dan Penguin Dictionary of Psychologi (1988) arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dalam organisme lainnya tanpa membedakan aspek—aspek yang terdapat dalam organisme-organisme tersebut.[3]
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna.
Adapun yang mempengaruhi perkebambangan adalah
1.      Hereditas / Keturunan
2.      Lingkungan (pendidikan)

B.     Perkembangan pada Remaja
Menurut Prof. Dr. Kohstan dalam membagi periode pertumbuhan dan perkembangan, masa remaja terjadi kira-kira pada umur 13/14 – 20/21 tahun.[4]
Dengan kata lain, masa remaja adalah masa penuh kegoncangan jiwa, berada dalam masa perubahan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh keburuuntungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.
Ada beberapa ciri-ciri yang harus diketahui, diantaranya adalah :
a.       Pertumbuhan fisik
b.      Perkembagan seksual
c.       Cara pikir kausalitas
d.      Emosi yang meluap-luap
e.       Mulai tertarik pada lawan jenisnya
f.        Menarik perhatian lingkungan
g.       Terikat dengan kelompok.[5]

C.      Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
1.Perkembangan Rasa Agama
Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rokhani dan jasmaniyah. Perkembangan-perkembangan tersebut adalah :
a.       Pertumbuhan pikiran dan mental
Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok ajaran agama pada dasarnay diterima oleh seseorang pada masa kecilnya, ide-ide dan pokok ajaran agama yang diterimanya akan berkembang dan bertambah subur apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan dalam hal agama itu.
Remaja yangmendapat didikan agama dengan cara tidak berkesempatan untuk berppikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua, yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada remaja itu akan sangat kurang. Remaja-remaja akan semakin gelisah dan kurang aman, apabila agama/keyakinan berlainan dengan yang dianut oleh orang tuanya.
b.      Perkembangan Perasaan
Pada remaja berbagai perasaan sosial, etis dan estetis telah berkembang yang mendorong remaja untuk menghayati dan perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat kearah religius dan begitu pula sebaliknya.
c.       Perkembangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan remaja timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung untuk menentukan kedua pilihan tersebut.
d.      Perkembangan Moral dan Hubungan dengan Agama
Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang.  Seseorang peneliti ilmu jiwa agama harus mempelajari pula dinamika dan perkembangan moral supaya dapat memahami bagaimana peranan agama dalam moral dan agama itu dapat menjadi pengendali moral. Adapun masalah-massalah yang menyangkut keyakinan beragama dengan moral remaja adalah sebagai berikut:
a.       Tuhan sebagai penolong moral
b.      Pengertian surga dan neraka
c.       Pengertian malaikat dan setan.[6]
e.       Sikap dan Minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
f.        Kedudukan Remaja dalam Masyarakat dan Pengaruhnya Terhadap Keyakinannya.
Sikap atau perlakuan masyarakat yang kurang memberika kedudukan yang jelas bagi remaja itu sering kali mempertajam rasa konflik yang sebenarnya telah ada pada remaja, mereka mengaharapkan bimbingan dan kepercayaan orang dewasa terutama keluarganya, tetapi dipihak lain ingin bebas terlepas dari kekuasaan dan kritikan-kritikan orang dewasa, mereka akan mencari orang lain yang dapat mereka jadikan tauladan sebagai pengganti orang tua/orang yang bisa menasihati mereka.
Kecenderungan para remaja untuk ikut aktif dalam kegiatan agama sebenarnya ada dan dapat dipupuk, asal lembaga keagamaan dapat mengikutsertakan dan memberi kedudukan yang pasti pada mereka.

2.Sikap Remaja Terhadap Agama
1.      Percaya dengan Turut-turutan
Maksudnya adalah para remaja percaya terhadap Tuhan dan menjalankan agama, karena mereka terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena orang tuanya orang beragama, teman dan masyarakat sekelilingnya yang rajin beribadah maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran agama sekedar mengikuti suasana lingkungan dimana ia hidup. Mereka seolah-olah apatis, tidak ada perhatian untuk meningkatkan agama da tidak mau aktif dalam kegiatan agama.
2.      Percaya dengan kesadaran.
Masa remaja adalah masa dimana perubahan dan kegoncangan terjadi di segala bidang, yang dimulai dengan perubahan jasmani yang sangat cepat, jauh dari keseimbangan dan keserasian. Setelah remaja menemukan jati dirinya ia mungkin merasa asing dalam masyarakat, sehingga sikapnya menjadi berubah dan ingin menjauh dari masyarakat. Setelah kegoncangan remaja pertama kira-kira umur 16 tahun, dimana pertumbuhan jasmani hampir selesai, kecerdasan juga sudah dapat berfikir matang dan pengetahuan telah bertambah pula. Semua itu mendorong remaja kepada lebih tenggelam lagi untuk berfikir tengtang dirinya sendiri dan ingin mengambil tempat yang menonjol dalam masyarakat.

3.      Kebimbangan remaja
Dari analisis hasil penelitiannya W. Starbuck menemukan penyebab timbulnya keraguan antara lain adalah faktor-faktor berikut :
a.       Kepribadian yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin.
b.      Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka agama.
c.       Pernyataan kebutuhan manusia.
d.      Kebiasaan
e.       Pendidikan.
f.        Percampuran antara agama dan mistik.[7]
Secara individu sering pula terjadi keraguan yang disebabkan beberapa hal antara lain :
a.       Kepercayaan menyangkut masalah ketuhanan dan implikasinya terutama (dalam agama kristen) status ke-Tuhanan sebagai trinitas.
b.       Tempat suci, menyangkut masalah pemuliaan dan pengagungan tempat-tempat suci keagamaan.
c.       Atas perlengkapan keagamaan seperti fungsi salib dan rosario dalam kristen.
d.       Fungsi dan tugas staf dala lembaga kegamaan.
e.       Pumuka agama, biarawan dan biarawati.
f.         Perbedaan alira dalam keagamaan, sekte (kristen) atau madzhab (Islam).[8]
Keraguan yang demikian akan menjurus ke arah munculnya konflik dalam diri para remaja sehingga mereka dihadapkan kepada pemilihan antar mana yang baik dan buruk, antara yang benar dan salah.
Konflik ada beberapa macam diantaranya :
a.       Konflik antara percaya dan ragu.
b.      Konflik yang terjadi antara pemilihan satu diantara dua macam agama atau ide keagamaan serta lembaga keagamaan.
c.       Konflik yang terjadi oleh pemilihan antar ketaatanagama atau sekulerisme.
d.      Konflik yang terjadi antara melepaskan kebiasaan masa lalu dengan kehidupan keagamaan yang didasarkan atas petunjuk-petunjuk ilahi.[9]

4.      Tidak percaya terhadap tuhan.
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir remaja adalah mengingkari wujd tuhan dan menggantinya dengan keyakinan lain atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya tuhan saja secara mutlak. Perkembangan remaja kearah tidak mempercayai adanya tuhan itu sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari kecilnya, misal : anak yang merasa tertekan oleh kekuasaan atau kedzaliman orang tua. Dalam kenyataan terlihat, bahwa kebimbangan beragama lebih banyak terjadi pada orang-orang yang telah maju, karena mempelajari filsafat (Dr. Al- Mali 69)[10]
Suatu hal yang mendorong sampai mengingkari wujud tuhan ialah dorongan yang tidak terpenuhi itu akan menyebabkan remaja kecewa, apabila kekecewaan itu berulang-ulang, akan bertambahlah kepadanya rasa pesimis dan putus asa dalam hidup.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kerusakan akhlaq akan membawa kepada rasa anti agama. Hal ini memang sangat dijaga oleh ulama-ulama. Sehingga banyak aturan dan hukum-hukum yang mengekang, jangan sampai dorongan seks itu dipenuhi semaunya.

D.     Pembinaan Jiwa Keagamaan pada Remaja
1.      Strategi Pembinaan Agama
Di dalam pelaksanaan pembinaan agama sangatlah perlu memperdengarkan nilai-nilai akhlakul karimah sebagai perilaku qosar yang harus dimiliki seorang remaja. Hal ini tentunya membutuhkan upaya-upaya strategis yang harus dilakukan agar pembinaan agama senantiasa dapat selalu menjadi tongkat pecandu dalam kehidupan mereka. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
-       Pembinaan agama harus di kontraksi menuju integritas antara ilmu-ilmu aqliah dan ilmu-ilmu naqliah sekarang tidak memisahkan jurang pemisah/gabungan antara ilmu agama dan ilmu umum
-       Pembinaan agama dikontruksi menuju terapainya perilaku toleransi dalam berbagai hal tanpa melepaskan pendapat/prinsip yang diyakininya.
-       Pembinaan agama perlu dikontruksi secara terencana, sistematis dan mendasar untuk menyaiapkan generasi mudah Islam yang berkualitas.

2.      Metode yang Digunakan dalam Pembinaan Agama untuk Remaja meliputi :
Metode Ceramah adalah suatu metode yang menggunakan sistematika penyampaian suatu pengertian tentang materi-materi dengan jalan menerangkan/menuturkan secara lisan. Penggunaan metode ini banyak dilakukan dalam penyampaian materi yang menyangkut masalah aqidah, syari’ah maupun akhlak dan juga banyak dipakai oleh Rasulullah Muhammad Saw dalam menyampaikan dakwahnya.
Metode Diskusi adalah suatu metode dalam memperlajari bahan atau menyampaikan bahan dengan orang musyawarah. Metode ini dari segi efektif untuk merangsang seseorang berpikir dan mengeluarkan saran atau pendapat sendiri syari’ah menyumbangkan ide pokok dalam suatu masalah yang terkandung kemungkinan-kemungkinan jawabannya. Dalam pembinaan agama, metode diskusi ini banyak dipergunakan dalam bidang syari’ah dan akhlak. Sedangkan masalah keimanan (aqidah) kurang sesuai apabila metode diskusi ini dipergunakan.
Metode Tanya Jawab adalah penyampaian materi dengan cara mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban pada pertanyaan tersebut. Metode ini dimaksudkan guna mengenalkan fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk menstimulasi perhatian seseorang dengan berbagai cara (sebagai appresepsi selingan dan evaluasi). Metode tanya jawab juga banyak dipergunakan dalam pembinaan agama meliputi aqidah syari’ah dan akhlak. Bahkan ketiga-ketiga itu ajaran Islam tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW melalui tanya jawab.

3.      Pengarus Pembinaan Agama untuk Remaja
Pengaruh Intrnal
Setiap manusia yang lahir di dunia ini, baik yang masih primitif, bersahaja, maupun yang sudah modern, baik yang lahir di negara komunis maupun kapitalis, baik yang lahir dari orangtua yang sholeh maupun jahat. Sejak nabi Adam sampai akhir jaman, menurut fitrah kejadiannya mempenyai potensi beragama dan keimanan kepada Tuhan/percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta.
Pengaruh Eksternal
Faktor pembawaan fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan untuk berkembang. Dalam mengembangkan fitrah beragama bagi menuju lingkungan keluarga, ada beberapa hal yang menjadi perhatian orang tua yaitu orang tua henadaknya memperlakukan anaknya dengan baik, orang tua hendaknya membina, membimbing, mengajarkan/melatih ajaran agama karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi remaja dan tokoh yang diidentifkasikan, maka sayogyanya orang tua memiliki kepribadian yang baik.[11]










                                       






























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Masa remaja adalah masa penuh kegoncangan jiwa, berada dalam masa perubahan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh keburuuntungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. Dalam kondisi perubahan yang mendadak tidak stabil, perasaan mereka berubah-ubah antara anak-anak dan dewasa. Perlakuan masyarakat terhadap mereka juga berubah-ubah antara sebagai anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, para pendidik harus memperhatikan hal ini agar bisa mendidik para remaja dengan prinsip-prinsip dan cara-cara pendidikan yang benar. orang tua hendaknya membina, membimbing, mengajarkan/melatih ajaran agama karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi remaja dan tokoh yang diidentifkasikan, maka sayogyanya orang tua memiliki kepribadian yang baik.

B.     Saran

Sebaiknya anak pada usia remaja harus dibekali dengan pelajaran-pelajaran keagamaan yang cukup agar dapat mengatasi kegoncangan-goncangan yang ada dala dirinya. Serta pendidikan keagamaan harus ditanamkan sejak dini agar beradaptasi diusia remaja yang penuh dengan kegoncangan.
























DAFTAR PUSTAKA



Bin Abdurrahman Khalid. 2006. Cara Islam Mendidik Anak. Jogjakarta: Ar Ruzz Media
Mustaqim. 2007. Ilmu Jiwa Pendidikan. Semarang: CV. Andalan Kita
Sya Mukhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Dr. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 1998) cet. 3, hal. 76
http://Imronfauzi.wordpers.com/2008/06/17/perkembangan -remaja



[1] Syeh Khalid bin Andurrahman Al-‘Akk. Cara Islam Mendidik Anak. (Jogjakarta: AR-RUZZ Media, 2006), cet I hlm.304
[2] Drs. H. Mustaqim, M.Pd. Ilmu Jiwa Pendidikan.(Semarang: CV.Andalan Kitta, 2007) hlm. 12
[3] Muhibbin Sya M.Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 42
[4] Drs. H. Mustaqim, M.Pd. opcit. hlm. 13
[5] Drs. Zulkifli. Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. 6, hlm. 64
[6] http://hbis.wordpers.com/2009/II/03/perkembangan -jiwa-beragama-pada-remaja-/
[7] Dr. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 1998) cet. 3, hal. 76
[8] Ibid. hlm. 78
[9] Ibid. hlm. 78
[10] http://Imronfauzi.wordpers.com/2008/06/17/perkembangan -remaja
[11] http://nazzun.blogsopt.com/2009/01/pengaruh-pembinaan-agama-terhadap-html